Aura adalah suatu pancaran energi dari tubuh manusia yang membentuk pola warna tertentu berdasarkan perilaku yang kita lakukan.
Setiap sikap dan tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari hari akan terekam dalam aura yang dipancarkan tubuh kita, yang merupakan hasil akumulasi dari sikap tindak kita sehari hari, sehingga akan membentuk suatu pola warna tertentu.
Bisa dibilang Aura adalah rekam jejak dari masa lalu kita yang terdiri dari cuplikan – cuplikan masa lalu kita.
Tentu warna aura dari setiap orang dapat berubah, karena aura adalah energi dinamis yang akan berubah sesuai dengan perilaku kita dalam menghadapi suatu masalah, ataupun berbagi kegembiraan, maka aura akan terus berubah seiring berjalannya waktu.
Seiring perubahan sikap dan tindakan kita dalam menghadapi masalah hidup akan membuat diri kita menjadi semakin dewasa dalam menentukan sikap, dan warna aura kitapun akan ikut berubah.
Jika Sikap dan Tindakan Kita berubah, apakah pola warna yang sebelumnya akan hilang?
Aura itu adalah energi, sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi, “Energi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan, sebaliknya energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya”.
Dalam fisika dan kimia, hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi total sistem yang terisolasi tetap konstan; itu dikatakan akan dilestarikan dari waktu ke waktu.[1] Hukum ini, yang pertama kali diajukan dan diuji oleh Émilie du Châtelet, berarti bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan; sebaliknya, itu hanya dapat diubah atau ditransfer dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Misalnya, energi kimia diubah menjadi energi kinetik ketika sebatang dinamit meledak. Jika salah satu menjumlahkan semua bentuk energi yang dilepaskan dalam ledakan, seperti energi kinetik dan energi potensial dari potongan, serta panas dan suara, salah satu akan mendapatkan penurunan yang tepat dari energi kimia dalam pembakaran dinamit.
Aura setiap orang memiliki pola warna yang berbeda beda bergantung pada usia dari orang tersebut, semakin bertambah usianya, semakin dewasa perubahan emosionalnya dalam menanggapi berbagai permasalahan kehidupan, maka akan memunculkan variasi pola warna yang berlapis – lapis.
Bisakah Aura difoto melalui teknik fotografi khusus?
Setelah saya melakukan berbagai tes perbandingan, kami memeriksa warna aura dari 9 orang yang berbeda sebelum difoto menggunakan alat khusus fotografi aura, dan ternyata hasil warna aura yang ditangkap oleh kamera fotografi aura berbeda hasilnya dari yang terlihat oleh mata bathin tim praktisi kami.
Kami melakukan studi untuk mengetahui apa yang membuatnya berbeda dengan berbagai pengujian ;
Kami mencoba menyalakan pendingin udara di dalam studio.
Kami mematikan pendingin udara, dan menunggu sampai suhu dalam ruangan studio meningkat.
Kami membasahi kedua telapak tangan orang yang akan difoto.
Pengujian 1 sampai 3, masing-masing menghasilkan pola warna aura yang berbeda.
Kami menyimpulkan secara awam, bahwa pola warna aura yang ditangkap oleh kamera aura, merupakan hasil pembiasan panas tubuh dengan suhu dan kelembaban pada ruangan studio, sehingga ketika tubuh melepaskan medan energi listrik yang kemudian bereaksi dengan suhu kelembaban udara di sekitarnya.
Maka dari setiap perbedaan suhu kelembaban udara akan menghasilkan pola warna aura yang berbeda-beda.
Kesimpulan akhir dari tim praktisi supranatural kami adalah bahwa piranti khusus kamera fotografi aura tidak dapat menangkap warna sebenarnya dari aura manusia, karena aura itu adalah energi spiritual kita, tentang perasaan, pikiran, dan emosional kita.