DMCA.com Protection Status Pesugihan Imbalan Nyawa satu Keluarga - Warung Supranatural

Pesugihan Imbalan Nyawa satu Keluarga

Pesugihan imbalan Nyawa satu Keluarga
Foto oleh Renato Danyi dari Pexels

12 tahun silam, ketika penulis baru menyadari kalau sedang terkena santet, awalnya penulis berfikir mungkin itu hanya sebuah halusinasi saja, karena di era zaman yang sudah sangat canggih tidak mungkin ada hal-hal semacam santet dan sejenisnya.

Semenjak saat itu penulis merasa tertarik untuk mengamati dan mempelajari semua hal yang berhubungan dengan dunia supranatural.

Awal Sebuah Cerita

Pada awal 2014 penulis sempet didatangi seseorang melalui rekomendasi teman untuk melakukan konsultasi supranatural, anggap saja seseorang tersebut bernama Badu.

Badu ini adalah ayah dari seorang anak yang dulunya pernah bekerja di sebuah restoran yang sempat dijadikan pegawai kesayangan oleh pemilik restoran tersebut, namun setelah bekerja selama 6 tahun, anaknya mulai sering sakit-sakitan, Badu sudah membawa anaknya cek medis di rumah sakit beberapa kali, namun diagnosa dari dokter mengatakan anaknya hanya kelelahan saja, karena setelah di pengecekan secara menyeluruh tidak ada penyakit serius yang dideritanya.

Penyakit anak Badu tidak kunjung sembuh setelah 2 tahun lamanya, dan Badu mulai menaruh curiga, jika hal yang diderita oleh anaknya adalah merupakan gangguan supranatural, karena Badu sering mendengar rumor dari orang-orang kalau pemilik restoran tersebut adalah pelaku pesugihan.

Badu mulai sering menyelidiki dengan mendatangi orang-orang yang pernah bekerja di rumah si pemilik restaurant tersebut, dan menurut kesaksian salah satu wanita yang pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah pemilik tersebut.

Sebut saja wanita tersebut bernama mbak Tumi, mbak Tumi bercerita ketika sedang membersihkan kamar tidur anak majikannya yang masih berumur 5 tahun, Tumi menemukan ada mangkuk berisi air dan telur ayam kampung dan kembang 7 rupa di bawah tempat tidur, mbak Tumi mulai bertanya-tanya, untuk apa mangkuk berisi telur dan kembang tersebut.

sesajen
Foto oleh Aliona Zueva dari Pexels

mbak Tumi pun membiarkannya, namun mbak Tumi mulai sering mengamati kamar anaknya, dan ke esokan lusanya Tumi memeriksa kembali kolong tempat tidur anaknya, dan mangkuk yang berisi telur dan kembang 7 rupa itupun sudah hilang alias bersih tanpa jejak.

Rasa penasaran yang berkecamuk dalam hati, membuat mbak Tumi terus mencari tau kemanakah hilangnya, dan ternyata Tumi menemukan majikannya sedang membuatkan bubur ayam yang dicampur dengan telur ayam kampung untuk anaknya, sementara sepengetahuan Tumi di dalam lemari kulkas tidak pernah ada telur ayam kampung, hanya telur ayam negri saja.

Mbak Tumi mulai menceritakan kejadian tersebut kepada pekerja lainnya yang  bekerja di rumah majikannya, dan ternyata menurut cerita dari supir majikannya yang sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun, bercerita bahwa anak yang sekarang merupakan anak ketiganya, sementara anak pertama dan keduanya sudah meninggal dunia.

Mbak Tumi pun langsung terkejut begitu mendengarnya’, dan supir tersebut mengatakan banyak terjadi kejanggalan semenjak anak pertamanya meninggal, anak pertama yang masih berumur 10 tahun tersebut mulai sering sakit-sakitan tanpa sebab, dan setahun kemudian meninggal dunia, dan anehnya semenjak meninggalnya anak pertama, usaha majikannya mendadak mendapatkan banyak pesanan, dan kemudian membeli mobil mewah.

 

Mobil Baru
Foto oleh Mike dari Pexels

restorannya pun tidak pernah sepi pengunjung, dan setelah 2 tahun kemudian lahirlah anak kedua, anak kedua inipun lahir dalam keadaan sehat seperti anak pertama, namun anehnya setelah berumur 7 tahun, anak keduanya pun mulai sakit-sakitan, dan kemudian meninggal pada usia 9 tahun.

Semenjak meninggal anak keduanya pun, usaha majikannya langsung melonjak naik secara drastis dengan membuka 5 cabang restoran, dan majikannya pun pindah rumah karena telah membeli rumah baru yang megah dan besar.

Rumah Baru
Foto oleh Luis Yanez dari Pexels

Pada saat itu supir tersebut berasumsi bahwa majikannya pindah karena tidak ingin tetangganya menaruh curiga atau mencium kejanggalan dari peristiwa meninggalnya kedua anak majikannya.

Menurut keterangan sang supir, semenjak kepindahan di rumah yang baru, majikannya banyak memberhentikan pegawai yang bekerja dirumah yang lama, dan menggantikannya dengan orang-orang baru, namun hanya sang supir saja yang masih dipertahankan oleh majikannya.

Berdasarkan cerita dari mbak Tumi, pak Badu pun merasa yakin bahwa anaknya telah dijadikan korban pesugihan, karena anaknya sempat diperlakukan istimewa untuk tinggal di rumah majikannya dan dijadikan tangan kanan majikan untuk mengelola restoran. Pak Badu pun khawatir kalau anaknya tidak dapat tertolong, dan meminta tolong penulis, namun pada saat itu penulis belum paham bagaimana cara membersihkannya jika memang benar anak Badu telah menjadi korban pesugihan, karna pada masa itu penulis hanya sebatas bisa melihat melalui mata bathin saja.

Kemudian penulis mencoba memeriksa kondisi anaknya melalui mata bathin penulis, dan penulispun terkejut ketika melihat melalui mata bathin’, penulis melihat sosok hitam di dalam tubuh anaknya, sedang memeluk erat tulang punggungnya. 

Khodam Pesugihan
Foto oleh Cottonbro dari Pexels

Pada saat itu penulis masih merasa belum yakin, karena penulis berfikir, bisa saja penulis tersugesti oleh cerita pak Badu, dan kemudian penulis mencoba konsentrasi ulang dengan melakukan meditasi dan menerawang kembali sampai 3 kali, dan hasilnya pun tetap sama, penulis melihat sosok goib hitam bersemayam di tulang punggung anaknya, menurut keterangan dari pak Badu, anaknya sering mengeluh kesakitan pada bagian sekitar punggung sampai bahu belakang.

Penulis pun juga melihat beberapa kilasan seperti ada banyak orang dewasa yang telah meninggal dunia, namun penulis tidak tau itu siapa, kemudian pak Badu pun bercerita menurut keterangan sang supir bahwa kedua orang tua majikannya, pamannya, dan bibinya semua telah meninggal dunia, namun supir tersebut tidak tau menau perihal bagaimana meninggalnya.

Kemudian penulis pun bergegas membawa pak Badu menemui Ibu Haji di daerah Pekayon, Bekasi, karna Ibu Haji merupakan salah satu guru spiritual dari penulis yang sudah penulis anggap seperti ibu kandung sendiri.

Nama Ibu Haji Mamik inipun sudah cukup terkenal di jabodetabek sebagai pakar supranatural yang membuka praktek di rumahnya, sekaligus merawat anak yatim.

Setelah selesai ditangani oleh Ibu Haji Mamik, penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah swt, bahwa anak pak Badu telah sembuh, dan setelah penulis menerawang kembali, ternyata sosok hitam itupun sudah hilang.

Menurut keterangan Ibu Haji ternyata memang benar, anak pak Badu telah dijadikan tumbal untuk khodam pesugihan, pak Badu pun mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Tuhan YME atas kesembuhan anaknya.

Kisah Pesugihan Imbalan Nyawa satu Keluarga ini telah penulis jadikan pelajaran hidup, bahwa ternyata di zaman yang sudah serba canggih ini, masih ada fenomena tumbal pesugihan.