Menceritakan keburukan orang lain dibelakang akan membuat dirinya membuka koneksi dengan energi negatif dari alam semesta, dan ketika orang tersebut sudah terkoneksi dengan energi negatif, maka dia akan terus menerus gemar membicarakan keburukan orang lain, bahkan cenderung mencari-mencari kesalahan atau keburukan orang lain untuk diceritakan sebagai pembahasan yang asik untuk diperbincangkan.
Ghibah (bahasa Arab: غِيبَة, translit. ḡība, har. ‘gunjing’) yaitu pembicaraan jahat tentang seseorang yang tidak hadir. Pembicaraan itu benar atau tidak tidak penting. Prinsip utamanya adalah kata-kata akan menyakiti hati orang yang dibicarakan. Menurut agama Islam ghibah adalah sebuah dosa. Istilah ghibah mirip dengan gosip, fitnah, dan buhtan.[1] Jika pembicaraan jahat tentang seseorang tidak benar, maka dosanya disebut buhtan, yaitu dosa yang lebih besar daripada ghibah.[2] Dalam agama Islam, ghibah adalah dosa besar jika dilakukan terhadap seorang muslim yang saleh. Namun, jika ghibah dilakukan terhadap muslim berdosa, itu tidak selalu merupakan dosa besar.[3]
Dari Wikipedia bahasa indonesia, Ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Ghibah, 8 Maret, 2022
Kebiasaan Ghibah ini tanpa disadari berpotensi untuk memprovokasi suatu hubungan sosial untuk membenci seseorang, perilaku negatif ini akan terus berputar dalam suatu circle pertemanan, sehingga akan memicu konflik satu sama lain.